Minggu, 18 November 2012

POCARI SWEAT “ TOP OF MIND “ MINUMAN ISOTONIC



  Dewasa ini perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini sangat wajar karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan manusia sehari – hari. Jenis dalam industri minuman juga beraneka ragam diantaranya minuman kesehatan, minuman ringan, dan lain – lain. Salah satu jenis minuman kesehatan adalah minuman isotonik ( isotonic drink ). Oleh sebab itu Pocari sweat merupakan salah satu minuman isotonik yang mampu menempatkan diri pada level brand awareness ( Top of Mind ).
            Minuman isotonik sendiri berkembang dengan semakin meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan tubuh. Pocari Sweat merupakan salah satu produk minuman isotonik buatan jepang yang ada di indonesia. Di indonesia pocari sweat yang diproduksi oleh PT. Amerta Indah Otsuka ( AIO ) yang sampai saat ini masih menjadi market leader di industri minuman isotonik Indonesia.


Kelebihan :
  • Kapasitas produksi besar.
  • Persepsi masyarakat bahwa pocari sweat memiliki kemampuan medis membantu proses penyembuhan.
  • Menjadi leader ( Top of Mind ) untuk minuman isotonik di Indonesia.
  • Memiliki segmentasi yang jelas yaitu kalangan usia 18-35.
  • Menggunakan talent yang masih berusia muda dan berprestasi di bidang olahraga dalam media iklan.
  • Sebagai minuman pengganti cairan tubuh.

Kelemahan :
  • Harga yang ditawarkan untuk produk minuman isotonik tergolong mahal.
  • Kurangnya pemahaman produk yang umumnya menaruh pocari sweat sejajar dengan minuman energi bahkan minuman ringan.
  • Konsumen semakin selektif dengan berbagai macam produk isotonik yang ada.
  • Isu kesehatan, keamanan jangka panjang bila mengkonsumsi minuman isotonik terkait isu bahan pengawet.
  • Banyak minuman isotonik yang menawarkan berbagai rasa.

DALAM  SUDUT PANDANG BRANDING
Brand adalah identitas atau nama terhadap sebuah produk untuk membedakan dengan produk lain. Perbedaan dalam sebuah produk dapat dilihat dari nama yang berbeda, bentuk produk yang berbeda. Branding sendiri adalah proses memperkenalkan brand samai bagaimana lingkungan memberikan penilaian pada brand tersebut.
  1. Unware of Brand
Pada awal munculnya mungkin beberapa masyarakat belum mengetahui bahwa pocari sweat merupakan salah satu minuman cairan pengganti ion tubuh. Masyarakat pertama kali menganggap atau mensejajarkan pocari sweat ini dengan minuman ringan pada umumnya.
  1. Brand Recognition
Masyarakat yang sedang di supermarket atau pasar swalayan yang hendak memilih produk minuman isotonic. Dan biasanya masyarakat akan memilih minuman isotonic yang familiar dan sangat dikenal yaitu pocari sweat. Produk yang bermerek akan memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan dengan produk lainnya yang sejenis. Setelah melakukan pemasaran pocari sweat langsung familiar dan sangat melekat di benak masyarakat. Konsumen pocari sweat di Indonesia sendiri semakin meningkat. Maka dalam hal brand recognition, pocari sweat telah menembusnya.
  1. Top of Mind
Tahapan inilah posisi pocari sweat sekarang. Posisi tertinggi pada tahapan brand awareness yang menunjukkan bahwa jenis minuman isotonik yang pertama kali disebutkan masyarakat adalah pocari sweat dibandingkan dengan jenis minuman isotonik lainnya.
Dalam perjalanannya menjadi produk Top of Mind jenis minuman isotonic tidaklah mudah didapatkan begitu saja oleh pocari sweat. Pocari sweat menggunakan beberapa cara diantaranya melakukan pendekatan dan tampilan iklan kepada konsumen menggunakan talent muda dan berprestasi. Selain itu juga penggunaan slogan “ pengganti ion tubuh “ mampu ditanamkan pada benak konsumen. Dalam proses lainnya pocari sweat juga terlibat dalam beberapa event sponshorship suatu kegiatan perlombaan di bidang olahraga, ataupun event lainnya. Penggunaan isyarat / panduan / petunjuk yang dapat membantu mengarahkan konsumen juga dilakukan menggunakan artis JKT48 yang sedang melakukan aktifitas di pantai hingga lelah dan segar kembali setelah mengkonsumsi pocari sweat. Iklan yang dilakukan di televisi secara berulang – ulang juga secara langsung mempengaruhi benak konsumen.


Review by : Jesse.O.A, Ronald